Kamis, 16 April 2015

AKU DAN LEMBARAN BARUKU



Entah mimpi apa aku hingga bisa sebodoh ini
Mudah percaya pada topeng ketulusan, entah kenapa masih ada manusia semacam itu. Seorang penipu berkedok malaikat, penista berkedok teman, peminta minta berkedok tuan.
harusnya dijaman serba canggih sekarang ini kita patut mawas diri.
Bukan untuk menjadi sombong, bukan tuk menjadi orang yang kaku tapi demi melindungi hati nurani kita sendiri jangan sampai tertipu musang berbulu domba.

mungkin salahku menjadi orang yang mudah percaya, mudah iba dan terenyuh pada setiap cerita orang lain tanpa berfikir apa motif dibaliknya.
Sekali kepercayaan dikhianati maka takkan mudah bagiku kembali percaya.
Sekali pemberianku dibalas dengan hinaan maka sepanjang hidupku cukup sekali itu saja.
Dan saat aku tau, ketulusanku dibayar dengan sebuah permainan murahan .... detik itu pula cukup untukku tau siapa anda.
Kawan atau lawan bagiku tak begitu penting, tapi jika menyangkut kebiadaban hati... maaf anda bertemu dengan seorang yang takkan segan membuang anda sejauh mungkin.

Cukup sekarang anda melihat langkahku, tegak dan tetap tersenyum
Bersyukur kehilangan manusia semacam anda.
Musnah satu kawan tak berarti bagi saya apalagi hanya seorang penipu ulung.
Sungguh memalukan, harusnya saya sadar dari dulu.
Tanpa harus mencari fakta yang membuat saya menggelengkan kepala.

Sungguh, saya tak pernah menyesal membuang satu jenis mahluk seperti            anda dalam hidup saya.
Jauh jauhlah dariku dan keluargaku, anda terlalu kejam untuk ukuran seorang teman gadungan